Posts

Featured Post

Best Delegate in TEIMUN 2014: Have Faith, It Will Lead You Anywhere You Want

Image
I love travelling since I was born (haha sounds nonsense) but really! I was very lucky to conquer some parts of USA and Europe in my early age. It's because of my father. He had his master in Pittsburgh and my mother followed him there. Unluckily, I remember nothing. I could just stare on the beautiful printed photos inside every page of some big albums in the house. When I reached the third year of my university, I found an activity that might bring me back to USA. Yes, it was a Model United Nations. It is a simulation of United Nations Assembly. As the name suggests, Model United Nations, or more commonly known as MUN, is an academic simulation of the United Nations. Basically, delegates inside an MUN will act as a representative of a nation state and convey its stances upon certain global issues. Through MUN, delegates will have the opportunity to learn more about diplomacy, public-speaking, critical thinking and also legal drafting. The MUN that I was talking about was Harva

Tak Hanya Bangkit Tapi Bergerak

Image
Pada tanggal 21 Mei, tepat 19 tahun silam, Presiden Soeharto lengser. Momen ini menandakan kebangkitan bangsa Indonesia dari era korupsi, kolusi, nepotisme yang menyedot rakyat ke lubang limbo. Jika kalian menonton film “Inception” karya Christopher Nolan, maka limbo digambarkan sebagai sebuah ruang gelap dimana seseorang terperangkap dalam mimpi buruk dan tidak bisa lagi keluar dari ruangan tersebut. Tidak. Kita tidak mau dan tidak akan berdiam di ruang itu. Kita telah memperjuangkannya setengah mati untuk bisa mewujudkan cita-cita hidup di tengah peradaban yang madani. Namun sayang, banyak orang yang terlanjur nyaman dengan situasi ber-KKN-ria. Berbagai cita-cita untuk kepentingan kelompok ingin dicapai tanpa usaha yang hakiki. Padahal seharusnya, angan dicapai dengan usaha. Sebagai insan manusia, baiknya kita berbuat sesuatu sesuai dengan bidang yang kita geluti untuk kemudian berbagi dengan yang belum memiliki. Menyadur pidato Presiden Joko Widodo saat Musyawarah Peren

Cara Mengetahui Berita Hoax Atau Bohong

Image
Hai teman-teman! Selamat Hari Kebebasan Pers Sedunia! Senang ya sekarang media punya peran yang besar dalam membentuk dunia. Nggak percaya? Buktinya Obama menang dengan kekuatan media sosial, Trump pun bisa menang karena berkali-kali menggunakan ujaran kebencian di media sosial dan mengutuk media mainstream seperti TV dan koran. Video sepotongnya Buni Yani juga meletupkan sejumlah demo dan menjebloskan seorang Ahok ke meja hijau.  Sekarang warga pun bisa berbagi informasi lewat media sosial atau biasa dikenal dengan jurnalisme warga. Sayangnya tidak semua informasi tersebut valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kita bisa kok mengkritisi dan mengetahui sebuah berita itu hoax atau tidak dan bagaimana konteksnya? Nah aku ingin berbagi ilmu yang aku dapat saat ikut "Fact-Checking and Social Verification Workshop" yang diselenggarakan oleh Google News Lab dan First Draft di World Press Freedom Day pada tanggal 2 Mei 2017 lalu nih.  Google News Lab adalah anak

Jadikan SMA Taruna Nusantara Hebat Kembali

Sebuah tulisan refleksi dari seorang alumni. Jujur, perlu waktu beberapa jam untuk memahami berita tewasnya seorang adik siswa SMA Taruna Nusantara. Hingga saat ini pun masih sangat sulit untuk mempercayai hal ini. Lebih tepatnya, batin saya menolak untuk percaya. Ketika mendapati informasi bahwa aparat kepolisian telah turun tangan menangani proses penyidikan, barulah saya mau menelan pil pahit ini. Meski rasanya... lebih dari pahit. Entah kata sifat apa yang bisa menggambarkan perasaan yang sebenarnya. Kaget, sedih, kecewa. Semua larut dan bergolak dalam jiwa. Awan tebal menyelimuti relung kalbu saya. Memang, saya tidak kenal dengan adik yang menjadi korban ini. Tapi rasa memiliki kami sebagai alumni terhadap almamater sangat kuat. Rasanya seperti adik sendiri. Bagaimana tidak, kami semua pernah merasakan ditempa di kawah candradimuka kampus biru SMA Taruna Nusantara, sekolah yang digadang-gadang menghasilkan pemimpin bangsa. Kami semua berjuang melewati hari tanpa orang tu

Senjakala Televisi, Mungkinkah?

Image
STASIUN televisi berita, termasuk Metro TV, kini bukan hanya harus bersaing ketat dengan stasiun televisi sejenis. Ancaman lebih kuat terhadap stasiun televisi berita adalah media sosial yang lebih cepat dan mudah diterima masyarakat. "Zaman sudah berubah. Sekarang masyarakat lebih suka untuk mengakses berita dari media sosial, karena (penyebarannya) lebih cepat (dari televisi)," kata Wakil Direktur Media Group Henry H . Sitanggang, pekan lalu. Secara psikologis, masyarakat ingin mendapat berita dengan cepat. Setidaknya ada informasi dasar tentang 5 W dan 1 H dari sebuah peristiwa yaitu apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Misalnya ketika seseorang ingin mengetahui apakah jalan yang akan dilewatinya macet atau tidak, maka seseorang akan mengakses kanal media sosial seperti Twitter. Selain itu, saat ini jarang sekali ditemukan orang yang menunggu jam tertentu untuk menonton televisi. Mereka bisa menonton di kemudian hari dengan mengakses kanal Youtub

Suka Duka Wartawan Tempel AHY-Sylvi

Image
Tepat satu minggu sudah, saya tidak bergerilya. Haha bukan bukan, bukan lagi perang kok. Ituloh, istilah buatan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk kegiatan kampanye-nya setiap tatap muka dengan masyarakat. Duh. Iya, sejak bulan Oktober 2016 tiap hari saya liputan gerilya AHY. Gimana sih rasanya tiap hari liputan hal yang sama selama 4 bulan? Awalnya kirain bakal bosen. Ternyata setelah akhirnya nggak gerilya… Ku menyadari… Rindu itu nyesek yah. Lebay? Sesuai janji, ini nih, ceritanya… --- Bulan Oktober lalu saya mendapat kepercayaan untuk menempel pasangan calon DKI nomor urut 1, Agus Yudhoyono (Mas Agus) dan Sylviana Murni (Mpok Sylvi). Sepertinya kantor tahu saya junior-nya Mas Agus di SMA Taruna Nusantara (yaa meski terpautnya jauh banget sik 13 tahun!) Sehingga diharapkan saya bisa cepat dekat dengan Mas Agus secara personal. Saya sempat khawatir tidak bisa objektif dalam membuat berita. Tetapi kemudian saya yakinkan (cielah yakinkan, bahasa AHY banget) bahwa saya

Di Magelang 1 Hari

Image
Hari ini saya memutuskan untuk melewati satu hari di Magelang. Sungguh malang cuma punya kesempatan 1 hari. Misi utamanya adalah menjadi pembicara di SMA Taruna Nusantara. Kayaknya karena tinggal kesisa saya aja yang bisa, jadilah saya yang sharing . Padahal mah, banyak senior yang lebih kece. Hehehe. Saat itu saya naik pesawat paling pagi, dari Cengkareng. Sesampainya di Jogja itu jam 06.55 pagi, alhamdulillah dijemput sodara saya Rizki Radityo. Dia punya bisnis travel gitu, namanya @jonis_transport (harga bersahabat plus dia tahu banyak tempat gaul!). Lalu kita langsung breakfast di gudeg Hj. Ahmadiyah (?) Duh lupa, pokoknya deket UGM gitu. Gudegnya tak disangka cukup pedas karena kreceknya. Tapi yummy! Setelah itu kita main ke Fakultas Teknik UGM, kampusnya Mas Bisma. Dia sih nyebutnya "kandang" hahaha. Lalu baru deh kami memulai petualangan. 1. Gereja Ayam Bukit Rhema Kami memulai perjalanan dengan ke gereja yang hits karena film Ada Apa Dengan Cinta. Untuk bisa

Demokrasi 4 November yang Ditunggangi

Image
Foto udara demo 4 November (Sumber: Kompas) Jutaan warga negara Indonesia baru saja menjalani ujian mata pelajaran demokrasi. Karena ricuh sejurus, sayang belum bisa lulus. Meski begitu, apresiasi yang tinggi saya berikan pada sebagian pendemo yang konsisten mempertahankan kedamaian sepanjang unjuk rasa dan salut dengan kinerja Polri-TNI yang dedikatif mengamankan seluruh warga. Bayangkan, dalam keadaan rutinitas normal saja sebuah bom bisa meledak di Sarinah, Jakarta Pusat (14/01). Apalagi ini jutaan orang tumpah ruah di sepanjang jalan antara Monas hingga Istana Negara. Besar sekali kemungkinan teror terjadi. Tapi nyatanya, hal tersebut tidak terjadi. Itulah makanya saya sebut ini demokrasi setengah-setengah. Ternyata masih ada segelintir orang yang belum cukup dewasa untuk menerima suatu keputusan yang tidak sejalan dengan keyakinannya.   Padahal saya rasa semua sudah sepakat bahwa negara ini adalah negara hukum. Kita semua sebagai masyarakat madani berada dalam kontr